Sunday, February 20, 2011

"ketika warna kulit menjadi penghalang"

novel ini termasuk novel lama gue pikir yang bahkan kisah dalam film ini diangkat ke layar lebar tahun 1962, berselang satu tahun setelah peluncuran novel ini.
dengan bukti dapat memenangkan LIMA PIALA OSCAR dalam filmnya dan novel ini terjual LEBIH DARI 30 JUTA COPY DI SELURUH PENJURU DUNIA sekaligus membawa sang penulis mendapatkan ANUGERAH PRESIDENTIAL MEDAL OF FREEDOM 2007.
ada yang tau itu judul novelnya apa?
yup, TO KILL A MOCKING BIRD
buku ini bener bener akan ngebuka pemikiran kita kalo ternyata masih ada loh pembedaan berdasarkan warna kulit di belahan dunia sana.
dan yang semakin membuat cerita di novel ini menarik dan menggelitik tuh ternyata rasa keingintahuan seorang gadis kecil yang begitu kuat bisa loh merubah keadaan dan coba deh renungin kalimat ini "
Kau tidak akan pernah memahami seseorang hingga kau melihat segala sesuatu dari sudut pandangnya, hingga kau menyusup ke balik kulitnya dan menjalani hidup dengan caranya."
jujur, gue speechless baca novel ini dan makin ngebuka 'mata' gue kalo kita sebenarnya masih hidup dalam suatu pemetakan semu yang nyata. bingung sama yang gue maksud 'pemetakan semu yang nyata'?
BACA NOVEL INI SUPAYA LEBIH JELAS!!!
sedikit review tentang novel ini:
Dinarasikan dari sudut pandang Scout (Jean Louis “Scout” Finch ), gadis delapan tahun, yang merupakan adik perempuan dari Jem Finch. Mereka berdua dibesarkan seorang diri oleh Atticus Finch yang melakukan praktek hukum sebagai pengacara yang bertugas di kota kecil tua yang bernama Maycomb County. Tokoh penting lainnya di dalam keluarga Finch adalah Calpurnia, seorang pembantu berkulit hitam yang bekerja seharian untuk mengurusi rumah dan mengasuh anak Atticus.

Cerita ini diawali dengan rasa penasaran Scout dan Jem pada tetanga mereka yang misterius. Seluruh anggota keluarga ini jarang keluar rumah kecuali kepala keluarga, Mr. Radley. Selain itu menurut desas desus, Boo Radley anak laki-laki keluarga ini mengalami gangguan jiwa dan dilarang keluar dari rumah. Mereka juga menceritakan rasa penasaran itu kepada Dill, teman baru mereka yang berasal dari Mediteran dan berlibur musim panas ke Maycomb.
Gosip dari ibu-ibu tetangga meraka menambah rasa penasaran ke tiga bocah itu terhadap Boo Radley. Layaknya anak-anak yang selalu mengembangkan fantasi mereka, maka Boo Radley yang misterius itu mereka bayangkan sebagai sosok yang mengerikan. Bukannya ketakutan, Scout, Jem, dan Dill malah semakin penasaran dengan Boo. Berbagai keusilan mereka lakukan untuk memancing Boo keluar dari rumah.
Kemudian diikuti dengan cerita Mrs. Dubose yang memaksa Jem untuk membacakan dongeng setiap sore di rumahnya. Jem dituduh telah memecahkan pot bunga kesayangan nenek tua yang sering kejang-kejang itu. Sebagai hukumannya Jem disuruh membacakan dongeng untuk Mrs. Dubose. Alangkah terkejutnya Jem dan Scout ketika mengetahui dari Atticus bahwa Mrs. Dubose adalah pengkonsumsi morfin yang ingin menghabiskan sisa-sisa hidupnya dengan tenang tanpa bergantung butir-butir obat terlarang tersebut. Hal inilah yang membuatnya kejang-kejang dan untuk membuat waktu cepat berlalu Mrs. Dubose meminta Jem untuk membacakan dongeng yang belum tentu di dengarnya.
Disusul lagi dengan pelajaran tentang keluarga Cunninghams yang tidak pernah mau menerima pemberian uang dari orang lain, keluarga Ewells yang berantakan dan tidak teratur, dan kaum negro yang mencari penghidupan dengan menjadi buruh tani di perkebunan kapas milik petani kulit putih.
Selain itu, ayah Scout, Atticus ditunjuk pengadilan untuk membela Tom Robinson,suku negro yang dikenai hukuman mati karena dituduh memperkosa gadis kulit putih Mayella Ewel. Atticus keberatan namun ia sadar ia ditunjuk karena sebagai pengacara ia telah dikenal sebagai orang yang selalu bersandar pada fakta dan tidak mau tunduk pada prasangka pribadi. Perjuangan pembelaan Tom menjadi berat karena Atticus sebagai seorang kulit putih dianggap mengkhianati kaum kulit putih dengan membela seorang buruh kulit hitam dan menjulukinya sebagai pecinta nigger.
Meskipun ada beberapa penduduk Maycomb yang membela sikap Atticus, mayoritas tetap menganggap Tom tidak perlu dibela dan harus dihukum mati. Untunglah Atticus tidak berjuang sendirian karena hakim kota, sherif lokal, dan penerbit surat kabar setempat tetap berdiri di samping untuk mendukungnya. Dalam pengadilan, Atticus menunjukkan fakta bahwa Tom tidak dapat melakukan tindak pemerkosaan seperti yang dituduhkan atas alasan cacat fisik yang dimilikinya dan tangannya yang kidal. Sebaliknya, Atticus mengungkapkan kecurigaan bahwa Tom justru dirayu oleh Mayella untuk melakukan hubungan intim. Namun hal ini gagal karena suaminya, Bob Ewell, memergoki perbuatan tersebut. Mayella kemudian mengarang cerita untuk melindungi kehormatannya dan memilih mengorbankan Tom Robinson. Pada akhirnya Atticus kalah karena juri memutuskan Tom tetap bersalah meskipun fakta-fakta menunjukan sebaliknya. Biarpun begitu, Tom tidak dihukum gantung (lynch) namun dipenjara dan melakukan kerja paksa.
“Keberanian adalah saat kau tahu akan kalah sebelum memulai, tetapi kau tetap memulai dan merampungkannya, apa pun yang terjadi,” ucap Atticus pada Scout.
Dalam usahanya mempelajari nilai-nilai hidup, Scout banyak meminta pendapat dari ayahnya yang dianggapnya lebih memahami masyarakat di Maycomb County serta menggunakan nalarnya sendiri dalam memahami hal-hal yang dilihatnya. Dalam hal ini Scout mendapat nasihat dari ayahnya tentang bagaimana cara memahami sikap atau motif perbuatan seseorang dengan menempatkan diri pada posisi orang yang ingin kita pahami, “you never really understand a person until you consider things from his point of view — until you climb around in his skin and walk around in it.”
Pada cerita Scout menyadari bahwa selama ini prasangkanya pada Boo Radley tidak lah benar. Ia seharusnya tidak berbuat buruk pada Boo.

TERTARIK???
BACAAN WAJIB BUAT KALIAN YANG SUKA BANGET BACA DAN PEDULI DENGAN KEADAAN SOSIAL!
HAPPY READING EVERYONE :D

No comments:

Post a Comment