Monday, April 2, 2012

Kertas Di Pojok Ruangan

Kertas – kertas itu tersebar berantakan di hadapanku
Aku tidak tahu apa yang sedang terjadi
Sepertinya ketika aku meninggalkan tempat ini semuanya dalam kedaan baik – baik saja
Siapa yang membuat tumpukan kertas milikku itu menjadi berantakan?
Bukannya aku tak mau membereskannya lagi tapi aku sudah letih untuk membereskannya berulang kali
Waktu itu karena kecerobohanku kertas itu berhamburan ke seluruh penjuru ruanganku dan masih dengan senyuman aku membereskannya
Tumpukan kertas itu nyatanya bisa terjaga untuk tetap rapi sampai beberapa waktu
Tumpukan kertas yang selalu aku letakkan di pojok ruanganku, tidak menyentuhnya atau pun menambahkan jumlah kertas pada tumpukan kertas itu
Apalagi untuk membacanya kembali, aku rasa aku belum sanggup
Sekian lama tumpukan kertas itu tersusun rapi di pojok ruanganku sampai waktu itu kedua kalinya tumpukan itu berhamburan karena rasa penasaran menuntunku untuk mengambil dan membacanya
Benar saja, ketika aku ingin membacanya tumpukan kertas itu tertiup angin yang tiba – tiba menyelinap ke ruanganku dan kembali menghamburkannya
Kali ini saat aku membereskannya ada yang berbeda
Aku merasakan ada cairan hangat yang keluar dari kedua bola mataku tapi dengan sigap langsung aku tahan sehingga cairan itu tidak meluncur menetesi kertas yang sedang ku bereskan
Belajar dari pengalaman itu aku pun tidak pernah lagi menghampiri apalagi membaca tumpukan kertas di pojok ruangan itu
Setelah beberapa saat aku berhasil tersenyum kembali dan melupakan kejadian itu, aku benar benar berjanji untuk tidak bermain dengan tumpukan kertas itu lagi
Sampai suatu saat aku mendapatkan pelajaran yang mengharuskan aku membuka tumpukan kertas itu untuk mendapatkan jawabannya
Aku benar – benar bimbang saat itu sampai aku susah payah mencari referensi lain supaya aku tidak perlu repot – repot membaca kertas yang ada dalam tumpukan itu
Sebenarnya yang menyakitkan itu adalah saat mencari kertas mana yang berisikan jawaban untuk pertanyaan itu
Ya, karena itu aku harus membaca hampir semua kertas sampai jawaban itu aku temukan
Hampir menangis memang tapi kali ini aku lebih kuat dan bisa tersenyum saat membaca – baca kertas itu
Ternyata begitu banyak pelajaran yang aku goreskan dalam kertas itu
Setidaknya aku beruntung telah sempat untuk menggoreskannya pada kertas – kertas di tumpukan itu
Nampaknya setelah membaca kertas – kertas itu kembali dan menggunakan logika dalam memahaminya, aku berhasil tersenyum lebar! 
Tapi kenapa kertas – kertas ini kembali berantakan selama aku tinggal tadi?
Sepertinya tidak akan ada angin yang masuk karena aku yakin semua sudah aku tutup rapat
Atau mungkin itu akibat perbuatan tikus nakal? Ah! Mana mungkin
Aku yakin ruanganku ini bebas dari binatang itu
Lalu karena siapa? Atau karena apa?
Ku putar kembali memori ku dan voila! Aku ingat sekarang..
Aku tadi memang memberikan kunci ruanganku kepada temanku yang ingin mengambil beberapa barang yang ada di dalam ruanganku
Mungkin dia yang tidak sengaja membuat tumpukan kertas itu berantakan saat menutup pintu ruanganku
Atau...
Ya, aku ingat kata – kata temanku saat mengembalikan kunci ruanganku
“Tulisan di kertas yang lo tumpuk di pojok ruangan lo bagus! Kenapa gak lo rapihin terus lo taruh di tempat yang lebih layak?”
Dan aku hanya bisa menjawab, “Udah gue coba tapi tetep gak bisa, tumpukan kertas itu terlalu berkesan buat gue taruh di tempat yang jauh dari penglihatan gue. Emang gue gak sanggup buat baca ulang tapi dengan ngeliatnya aja udah bisa bikin gue tersenyum kok. Oh iya jangan tanya kenapa gue gak sanggup! Karena gue pun juga belum tau kenapa”
Sambil mengingat percakapan itu aku membereskan tumpukan kertas yang berantakan itu
Ya, aku memang belum tau alasan yang membuat aku gak sanggup baca itu (lagi)
Mungkin kamu tau..