Monday, December 3, 2012

Menata Keluh

Basah. Jalan ini tampak tak biasa
Tadinya mengepul panas, menyerap dingin. Menyesuaikan.
Kini pemandangan itu tak pernah hadir lagi
Tak tandus memang
Namun bukan juga bah yang ku harap
Pertanda.
Apa artinya kalau tak bahagia?
Awan hitam bergumul, selalu.
Siap mencurahkan seluruh harta yang dimilikinya
Sakit.
Tenggelam di lautan bayangan
Mati dalam kira-kira
Hilang dalam ketiadaan
Tak mampu berkata
Apalagi berbicara
Bodoh untuk menjadi rasional
Hanya ekspektasi. Tanda. Kira-kira. Ramalan. Kurang lebih.

Sunday, December 2, 2012

Bukan Aku Juga Bayanganku

Kesekian kalinya.
Aku tidak tahu menahu dari mana datangnya
Butiran hangat itu menelisik turun
Tanpa diminta, tanpa diharapkan
Ada yang aneh dalam diriku
Aku juga tidak tahu itu apa
Menyibak kenangan pun tidak mempertemukanku dengan apa pun. siapa pun.
Getaran ini terasa tidak menyenangkan
Tidak semenyenangkan dengan getaran saat bertemu kekasih
Gundah merasuk begitu saja
Kesurupan rasa gelisah lebih menyeramkan dibanding dengan kesurupan makhluk astral mana pun
Lelah merasa nanar tanpa sebab
Letih terbangun dengan bola mata sembab
Bukan kamu alasanku, itu jelas
Tapi ketika bukan kamu yang menjadi pondasi rasa ini, aku justru bingung
Tuhan..
Berikan aku satu bintang
Satu bintang yang akan selalu menemani dan mengarahkan langkahku
Dijaga oleh-Mu dalam hidup ini sudah lebih dari cukup
Namun aku ingin yang nyata Tuhan
Aku ingin melihatnya, memeluknya.
Entah dari mana kucuran air yang berasa hangat ingin bersumber
Merangkai kolase ini sulit bagiku
Bukan ini keinginanku
Pun jika Kau yang menitahkan air ini untuk terus mengalir
Berikan aku alasan nyata
Alasan yang setidaknya akan menenangkanku
Bagaimana mungkin aku bisa tidak mengenali diriku sendiri
Bahkan bayanganku pun ikut bertanya
Jalan-Mu yang terbaik, tunjukkan kepadaku jalan itu.

Berjumpa Dengan Mata Air (Lagi)

Sepertinya sudah cukup lama aku pergi
Mencoba mencari mata air lain
Terkadang sebersit harapan hadir untuk dapat menemukan mata air yang lebih menyegarkan
Tuhan, aku mungkin salah
Tempat ini ternyata masih yang terbaik untukku
Aku bisa menari dengan khayalan
Walaupun khayalan itu hanya kabut yang tidak akan pernah bisa nyata
Tapi setidaknya khayalan itu mampu membuatku selalu tersenyum
Kedua bola indah itu sudah lelah memanas tanpa bisa diatur
Butiran air itu mungkin sebentar lagi juga mengering
Terlalu banyak yang sudah mengalir tanpa diminta
Kini aku berjalan kembali
Meretas pedih, mengikir perih
Melewati aliran air yang ternyata memang oase untuk jiwaku
Meniti perjalanan pulang ini, aku bahagia
Setidaknya rasa sakit ini akan selesai
Sampai bertemu di muara aliran ini, mata air untuk kehidupanku dan mungkin juga kamu :)

Friday, July 6, 2012

Menelisik Tanya

Kita berjalan sendiri-sendiri
Melewati jalan yang kita anggap benar dengan yakin
Terkadang kita pun tak malu untuk saling mengobrol di persimpangan
Tapi itu dulu..
Perlahan kita sekarang sering menoleh saat berjalan
Awalnya kita hanya menoleh sekilas
Tapi akhirnya kita bertatapan muka
Aku tersentak..
Tatapan itu terasa berbeda
Tak seperti tatapan hangat yang aku temui di persimpangan, dulu..
Bukannya dingin
Tapi...
Tatapan itu menjadi tajam dan menusuk
Aku tak mengerti apa maksudnya
Aku pun tak mengerti apa salahku
Beribu tanya kamu lontarkan kepadaku
Tapi tak satu pun pertanyaan kamu berikan kepadaku dengan tanya
Aku bingung..
Ya memang ini yang kamu inginkan
Sampai semuanya akan terlihat di ujung jalan ini, pada waktunya nanti

Wednesday, July 4, 2012

Peraduan

Senja berlabuh
Rona merah mulai menyapa
Peraduan itu terlihat menggairahkan
Aku disini berdiri cemas
Menunggu..
Bukan menunggumu
Aku menunggu pengganti matahari dikala gelap
Harusnya ia menunjukan keindahannnya padaku sekarang
Dan..
Ia muncul sesuai dengan janjinya
Indah melebihi dari yang aku bayangkan
Janjinya beberapa waktu lalu padaku
Tak hanya padaku
Juga pada orang yang dulu disampingku
Kami yang telat menyaksikan kehadirannya saat itu
Kini aku kembali untuk menagih janji
Tapi kini aku hanya sendiri..
Tak apalah yang penting aku bisa menikmati bulan malam ini
Bulat.
Terang.
Indah.
Hangat.
Menyenangkan.
Setidaknya rasa itu memenuhi hatiku saat memandang karya Tuhan yang terbentang dihadapanku sekarang, tanpa kamu.

Sunday, June 24, 2012

(Kita) Selamanya

Aku tak suka menyebut ‘kami’
Karena ‘kita’
Dan begitu akan selamanya
Warna pelangi tidak akan pernah memudar apalagi berkurang
Begitu juga dengan kita :)

Tujuh Tanpa Minus

Hari berjalan seperti roda gerobak kuda di jalanan dengan turunan terjal
Semakin lama semakin cepat (rasanya)
Kebersamaan kami semakin menjadi
Pertanyaan-pertanyaan yang menganggu pikiran di awal pertemuan mulai terjawab satu persatu
Awalnya terpaksa sekarang justru terbiasa bahkan menjadi kebutuhan
Kebiasaan kami berbuah kerinduan
Tak malu lagi bagi kami untuk menceritakan segala hal
Kami saudara tak sedarah
Pertemuan rancangan Tuhan lah yang menyatukan kami
Bagai pelangi yang membuka lembar baru tentang kami kala itu
Kami itu merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu
Ya itu memang warna pelangi
Karena kami adalah keindahan penghapus duka itu

Pelangi Itu Hadir

Tuhan itu Maha Baik dan selalu tepat janji
Hari ini kami bertemu lagi setelah melewati masa perenungan yang (cukup) panjang
Senyum mulai hadir menghiasi pertemuan kami hari ini
Cerita-cerita tumpah ruah mengisi celotehan kami tanpa henti
Mulut kami tak henti menebar kebahagiaan
Ya seolah telah melupakan kejadian kemarin
Aku tahu kalau kami masih menyimpan luka
Tapi buat apa luka bila terus disimpan?
Hanya bisa menyakiti
(Mencoba) ikhlas melepaskan..
Itu yang kami lakukan saat ini
Susah memang tapi itu jalan terbaik
Pelangi selalu hadir sehabis hujan
Keindahan dan kebahagiaan hadir setelah rasa sakit dan kesedihan menerpa
Kami telah berteman dengan dinginnya hujan kemarin
Dan sekarang biarkan kami menikmati keindahan pelangi ini
Pelangi yang hadir sebelum kami mengucapkan kata pertama tadi

Gejolak Rasa

Senja masih enggan beranjak ke peraduannya
Dan kami sudah duduk memandang lukisan agung karya Yang Kuasa itu
Berjuta rasa bergejolak di hati kami masing-masing, aku yakin
Bagaimana kami bisa menerima dengan akal sehat soal kehilangan itu?
Terdiam..
Hanya sunyi yang mengantarkan matahari terbenam di ufuk timur
Tak ada kata apalagi canda
Hanya diam
Keheningan yang mengguratkan banyak makna
Bintang pun malam itu enggan menghiasi langit
Semesta sekejap bekerjasama untuk mendukung perenungan panjang kami
Teriakan serigala memecahkan keheningan kami
Aku pun memutuskan untuk pulang
Hari ini.. kosong

Senandung Kehilangan

Selepas senja menutup dirinya kami jadi terbiasa bertemu
Pertemuan menjadi rutinitas
Kami mulai menerima meski (tetap) belum memahami makna dibalik ini
Cerita tersajikan dengan renyah setiap hari
Tanpa bumbu paksaan rasanya selalu enak
Dimulai dengan tawa
Berjalan dengan rasa
Ditutup dengan renungan
Siklus yang sama setiap harinya
Tapi tidak pernah terasa membosankan
Tawa baru selalu hadir
Rasa yang berbeda selalu menghiasi sesuai waktunya
Renungan sebagai refleksi diri semakin mengukuhkan kami
Namun hari ini berbeda..
Kabut rupanya sedang menemani kami
Belum lama kami bisa menerima keadaan ini tapi Tuhan mengambil sebagian
Sebagian hati kami
Mengapa Tuhan? Aku semakin tak mengerti..

Di Bawah Purnama

Langkah kakiku terus maju mendekati mereka
Mana mungkin..
Tempat ini hanya milikku dan Tuhan
Darimana mereka? Siapa mereka? Mengapa mereka ada disini?
Tuhan tolong jawab doaku kali ini secepat mungkin
Aku terbiasa menunggu jawaban dari doa-doa yang aku panjatkan kepadaMu dengan sabar
Tapi ini, aku tidak bisa menunggu seperti biasanya
Aku berkenalan dengan mereka
Bertukar cerita
Berbagi tawa
Berdiri melihat keagunganMu dengan penuh takjub bersama
Namun aku belum paham maksud dari semua ini, Tuhan
Aku menikmatinya seperti mengerjakan tugas sekolah
Tetap melakukan meski terkadang aku tidak paham alasan mendasar aku melakukan itu kecuali karena sebuah kewajiban
Bermandikan cahaya bulan malam ini kami memandang semesta penuh takzim
Sadar ini semua ini rencanaMu
Walaupun dalam hati masih belum menemukan alasan pertemuan kami
Lewat senyum kami bersembunyi dalam sejuta tanya

Pertemuan

Suhu udara merangkak naik
Orang pun sibuk berlalu lalang berusaha menyelesaikan tugas secepatnya
Entahlah tugas apa yang mereka kerjakan
Ya aku juga tidak peduli
Hari ini terlalu panas untuk ikut menyibukan diri bersama mereka
Sejenak aku menghindar dari rutinitas
Berlari ke tempat pemberi kedamaian.. bagiku
Kepada air yang mengalir lembut aku mendinginkan jari-jari kaki ini
Aku lelah..
Membaringkan tubuh ini sambil mengagumi karya Sang Agung bukan hal yang salah kan?
Terimakasih Tuhan masih menjaga tempat ini untukku.. untuk kami..
Berbisik lembut mengucap syukur di tempat ini adalah hal yang biasa aku lakukan
Namun hari ini berbeda..
Ada suara bising diujung sana
Suara samar itu semakin terdengar jelas ketika langkah kakiku mendekatinya
Ya Tuhan.. Siapa mereka?

Hadiah!

Bukan tanpa alasan air mata itu jatuh
Bukan tanpa alasan pula murka itu hadir
Namun haruskah juga dengan alasan hadiah itu diberikan?
Terkadang itu teka-teki atau.. ya dinikmati saja lah :)

Ini hadiah dariku
"Tujuh Tanpa Minus"

Once Upon A Night

Malam ini biru
Tidak! Malam ini indah
Bagaimana mungkin aku bisa mengatakan malam ini tak indah?
Kamu menghiasi malamku ini
Kamu? Hmm bukan.. Maksudku bayanganmu
Seuntai kata kuungkapkan dengan nada untuk menemaniku
Tapi..
Mengapa tiba tiba air suci ini mengalir?
Mungkin tak cukup deras seperti saat pertama kali...
Oh mungkin lebih tepat, terakhir kali
Terakhir kali aku menatap keindahan itu
Merasakan semerbak harumnya aroma hati yang ranum
Ah.. Terjebak romantisisme cinta remaja
Cinta remaja?
Tunggu! Aku rasa bukan
Ini bukan hanya bicara soal cinta
Proses itu, ya aku rindu :)

Monday, April 2, 2012

Kertas Di Pojok Ruangan

Kertas – kertas itu tersebar berantakan di hadapanku
Aku tidak tahu apa yang sedang terjadi
Sepertinya ketika aku meninggalkan tempat ini semuanya dalam kedaan baik – baik saja
Siapa yang membuat tumpukan kertas milikku itu menjadi berantakan?
Bukannya aku tak mau membereskannya lagi tapi aku sudah letih untuk membereskannya berulang kali
Waktu itu karena kecerobohanku kertas itu berhamburan ke seluruh penjuru ruanganku dan masih dengan senyuman aku membereskannya
Tumpukan kertas itu nyatanya bisa terjaga untuk tetap rapi sampai beberapa waktu
Tumpukan kertas yang selalu aku letakkan di pojok ruanganku, tidak menyentuhnya atau pun menambahkan jumlah kertas pada tumpukan kertas itu
Apalagi untuk membacanya kembali, aku rasa aku belum sanggup
Sekian lama tumpukan kertas itu tersusun rapi di pojok ruanganku sampai waktu itu kedua kalinya tumpukan itu berhamburan karena rasa penasaran menuntunku untuk mengambil dan membacanya
Benar saja, ketika aku ingin membacanya tumpukan kertas itu tertiup angin yang tiba – tiba menyelinap ke ruanganku dan kembali menghamburkannya
Kali ini saat aku membereskannya ada yang berbeda
Aku merasakan ada cairan hangat yang keluar dari kedua bola mataku tapi dengan sigap langsung aku tahan sehingga cairan itu tidak meluncur menetesi kertas yang sedang ku bereskan
Belajar dari pengalaman itu aku pun tidak pernah lagi menghampiri apalagi membaca tumpukan kertas di pojok ruangan itu
Setelah beberapa saat aku berhasil tersenyum kembali dan melupakan kejadian itu, aku benar benar berjanji untuk tidak bermain dengan tumpukan kertas itu lagi
Sampai suatu saat aku mendapatkan pelajaran yang mengharuskan aku membuka tumpukan kertas itu untuk mendapatkan jawabannya
Aku benar – benar bimbang saat itu sampai aku susah payah mencari referensi lain supaya aku tidak perlu repot – repot membaca kertas yang ada dalam tumpukan itu
Sebenarnya yang menyakitkan itu adalah saat mencari kertas mana yang berisikan jawaban untuk pertanyaan itu
Ya, karena itu aku harus membaca hampir semua kertas sampai jawaban itu aku temukan
Hampir menangis memang tapi kali ini aku lebih kuat dan bisa tersenyum saat membaca – baca kertas itu
Ternyata begitu banyak pelajaran yang aku goreskan dalam kertas itu
Setidaknya aku beruntung telah sempat untuk menggoreskannya pada kertas – kertas di tumpukan itu
Nampaknya setelah membaca kertas – kertas itu kembali dan menggunakan logika dalam memahaminya, aku berhasil tersenyum lebar! 
Tapi kenapa kertas – kertas ini kembali berantakan selama aku tinggal tadi?
Sepertinya tidak akan ada angin yang masuk karena aku yakin semua sudah aku tutup rapat
Atau mungkin itu akibat perbuatan tikus nakal? Ah! Mana mungkin
Aku yakin ruanganku ini bebas dari binatang itu
Lalu karena siapa? Atau karena apa?
Ku putar kembali memori ku dan voila! Aku ingat sekarang..
Aku tadi memang memberikan kunci ruanganku kepada temanku yang ingin mengambil beberapa barang yang ada di dalam ruanganku
Mungkin dia yang tidak sengaja membuat tumpukan kertas itu berantakan saat menutup pintu ruanganku
Atau...
Ya, aku ingat kata – kata temanku saat mengembalikan kunci ruanganku
“Tulisan di kertas yang lo tumpuk di pojok ruangan lo bagus! Kenapa gak lo rapihin terus lo taruh di tempat yang lebih layak?”
Dan aku hanya bisa menjawab, “Udah gue coba tapi tetep gak bisa, tumpukan kertas itu terlalu berkesan buat gue taruh di tempat yang jauh dari penglihatan gue. Emang gue gak sanggup buat baca ulang tapi dengan ngeliatnya aja udah bisa bikin gue tersenyum kok. Oh iya jangan tanya kenapa gue gak sanggup! Karena gue pun juga belum tau kenapa”
Sambil mengingat percakapan itu aku membereskan tumpukan kertas yang berantakan itu
Ya, aku memang belum tau alasan yang membuat aku gak sanggup baca itu (lagi)
Mungkin kamu tau..

Thursday, February 9, 2012

apaan tuh cinta?

sekarang tanggal 9 Februari yang katanya H-4 hari valentine
kata orang-orang sih hari valentine itu hari kasih sayang yang diidentikkan dengan cokelat dan bunga haha aku sih menikmati saja cokelat yang ada dan juga bunga yang bertebaran dengan indahnya
aku suka bunga, mereka itu cantik.. tapi aku lebih suka cokelat, mereka itu manis dan menyenangkan..
dua benda keramat itu pasti selalu bertebaran disaat tepat tanggal 14 Februari
tapi berbicara tentang valentine pasti kita juga bicara tentang cinta dan kasih sayang, siapa sih mereka? hmm.. atau mereka itu mahkluk apa? apa aku bisa berkenalan dengan mereka atau sekedar melihat mereka?
dari gambaran yang diberikan oleh banyak orang kepadaku itu aku rasa cinta dan kasih sayang sangat menyenangkan dan mendamaikan hati ya walaupun dari sebagian cerita yang aku dapatkan kalau cinta dan kasih sayang juga bisa membuat manusia menjadi tak logis
jadi sebenarnya.. makhluk apa mereka???
aku mungkin tak bisa melihat atau berkenalan dengan mereka tapi sepertinya cinta sudah menyapaku saat pertama kali aku menghirup oksigen di dunia
samar-samar aku mengingatnya tapi aku mendengar tangis bahagia ibuku saat pertama kali melihatku sudah resmi menjadi penduduk bumi
dan aku rasa saat itu juga aku disapa oleh cinta.. cinta ibu untuk buah hatinya
dan tidak lama setelah itu aku ingat kasih sayang juga ikut menyapaku dengan cara yang berbeda
bekas luka ditubuhku memang selalu mengingatkanku cara kasih sayang itu menyapaku
aku ingat betul pengasuhku selalu mengingatkanku untuk tidak merusak tanaman di halaman rumahku dan juga tidak menganggu ayam-ayam yang berkeliaran di pekarangan rumahku, beliau selalu mengingatkanku agar kita juga sayang dengan makhluk Tuhan lainnya
walaupun aku sering 'menjahili' mereka sehingga sering terjatuh namun aku sayang dengan mereka, aku tahu ini adalah rasa sayang.. rasa sayang manusia terhadap sesama makhluk Tuhan
jadi itulah arti cinta dan kasih sayang buatku selama ini
oleh karena itu aku sering bingung dengan definisi cinta dan kasih sayang sekarang yang sepertinya menyempitkan makna suci didalamnya
sekarang makna cinta dan kasih sayang hanya sebatas rasa yang mengikat dua anak manusia yang berbeda jenis kelamin (atau bahkan mungkin sekarang juga ada yang sejenis? ah! sudah lah)
aku tak habis pikir bagaimana rasa cinta itu digambarkan dengan sepasang remaja yang hanya menganggap cinta dengan "you're mine and i'm yours"
semudah itu kah? atau karena sebenarnya makna cinta sudah bergeser? hanya kamu hmm.. maksudnya waktu yang tahu
atau kasih sayang yang digambarkan dengan seorang lelaki yang merelakan uang penghasilannya dipakai untuk membeli tas louis vitton, baju zara atau barang mewah lainnya hanya untuk menunjukkan rasa sayang kepada istrinya
hanya segitu kah harga kasih sayang? atau mungkin apa uang itu sudah begitu rendah nilainya? ya tanyakan saja kepada mereka yang melakukan hal seperti itu
menurutku cinta dan kasih sayang itu seperti palung yang berada ditengah lautan dangkal
terlihat maknanya dangkal namun bila terus ditelusuri ada saatnya kita akan tersedot ke dalam palung dan akan terus masuk kedalamnya menyelami makna yang sesungguhnya
tetapi juga bila kita terus menyelaminya kita akan terus terjerumus masuk ke dasar palung tersebut dan ketika berusaha keras untuk keluar dari palung tersebut kemungkinan besar kita akan kehabisan tenaga karena sudah terlalu letih untuk menyelam dan tak mampu untuk kembali ke permukaan
yang terjadi justru kita tenggelam dalam pencarian makna dan hanya terkurung dalam palung itu
setiap orang memiliki pemaknaan tersendiri terhadap cinta dan kasih sayang, tidak ada salah atau benar.. setiap orang berhak menetukan pilihannya untuk hanya berenang di lautan atau pun untuk menyelami palung tersebut
cinta dan kasih sayang memang bukan kata kerja namun juga bukan kata benda
mereka tidak bisa berdiri sendirian, mereka butuh subjek dan objek untuk melengkapi mereka
dan itu kamu, ya kamu! dengan pemaknaanmu sendiri tentunya tentang mereka
itu lah yang membuat cinta dan kasih sayang berbeda.. mereka ikhlas dengan berbagai makna yang melekat dalam diri mereka

Monday, February 6, 2012

PENDIDIKAN??? OH YA YA YA!

Mana yang lebih penting.. Pendidikan? Pembelajaran? Pengalaman?
Mana yang lebih kmu butuhkan.. Harta dan jabatan? Ilmu? Atau sekedar melunasi kewajiban?
Menurut saya..
Pendidikan itu seharusnya memberikan pembelajaran bagi kita baik berupa ilmu teoritis maupun aktualisasi bilai serta norma dalam bersosialisasidan bermasyarakat. Dan juga dalam menempuh pendidikan khususnya yang formal kita pasti akan dapat menemukan pengalaman berharga dalam meleburkan rasa ego dan bersama duduk menimba ilmu. Jutru itu ilmu sesungguhnya dari sebuah pendidikan yang memberikan pembelajaran hidup sebagai pengalaman dalam menghadapi hidup secara nyata dan rasional.
Ya.. Itu seharusnya pendidikan ideal yang kita dapatkan.
Tapi itu mungkin hanya menjadi pengandaian selama ini. Miris? Memang..
Nilai yang dimiliki oleh pendidikan memang prestisius dan hal ini yang membuat bebrapa oknum memanfaatkan dengan mengkomersilkannya.
Mereka kampanye program wajib sekolah selama sekian tahun tapi realisasinya harga yang mereka berikan mencekik perekonomian sebagian besar rakyat. Itu yang namanya WAJIB? Wajib bagi yang mampu mungkin..
Mereka berteriak bahwa bangsa ini akan maju ditangan orang-orang berpendidikan tapi SEKALI LAGI mereka tidak memberikan hak rakyat untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Siapa yang anda maksud, Pak? Oh anak-anak orang kaya yang mampu bersekolah di sekolah bertaraf nasional ke atas mungkin..
Mereka bersolek dengan kata-kata pendidikan gratis bagi mereka yang kurang mampu tapi bersekolah di sekolah yang memiliki kualitas jauh dibawah dibanding dengan sekolah-sekolah yang berbayar mahal. Ini yang namanya adil? Hmm.. mungkin lebih tepatnya harga sebanding dengan kualitas kali ya, Pak.
Baiklah, Pak! Mungkin anda.. hmm beserta kelompok anda itu selalu benar.
Niat kalian (mungkin) memang mulia tetapi pada prosesnya kalian lebih sadis dari kawanan perampok gudang perhiasan.
Ilmu itu harga yang tidak akan pernah habis dan tidak akan luntur dimakan waktu sekaligus jadi investasi berharga sampai mati. Sekarang, kalau kalian sudah merampok hak para anak itu dalam mengenyam pendidikan di bangku sekolah, bagaimana mereka ingin maju? Kalian selalu berkata ingin memajukan kehidupan bangsa tetapi kalian sendiri yang menghambat proses majunya kehidupan bangsa. Wajar kalau mereka sudah terlanjur kecewa dan sakit hati dengan kalian yang membuat mereka melawan hukum dan masa bodo dengan kehidupan bangsa untuk melanjutkan kehidupannya saja sudah susah. Ya.. akibat minimnya pendidikan yang mereka tempuh.
Banyak perusahaan yang menetapkan karyawannya minimal bergelar sarjana. Padahal untuk sampai ke bangku sekolah menengah atas dengan layak saja sudah merupakan hal mewah untuk sekarang ini. Lalu bagaimana nasib mereka yang kurang mampu secara finansial? Ya, mereka hanya dapat menjadi pesuruh dengan gaji yang sudah tidak rasional lagi untuk hidup saat ini. Bagaimana bisa gaji yang hanya sebatas upah minimum regional bisa dengan layak membiayai kehidupan yang hampir setiap saat naik? Wajar saja kalau tindak kriminalitas naik secara perlahan namun pasti.
Roda memang berputar, Pak! Saya juga tahu..
Tetapi bukan berarti kebutuhan primer dengan kebutuhan tersier jadi berubah posisi, Pak.. Miris sekali saya melihat kasus-kasus kriminal yang dilakukan hanya untuk menaikkan gengsi pergaulan tetapi pendidikan mereka terbengkalai.
Mereka memang salah tetapi siapa yang lebih salah untuk tidak memberikan pencerdasan kepada mereka? Anda mungkin lebih tahu, Pak!
Kalau kalian berkilah dengan membeberkan semua program yang telah kalian susun untuk memajukan pendidikan.. mari kita lihat!
Program wajib belajar sembilan tahun.. ya memang ini sangat bagus membuat kesetaraan pendidikan minimal bagi masyarakat tetapi apakah sembilan tahun saja untuk zaman sekarang masih cukup, Pak? Bukankah sekarang untuk mendapatkan pekerjaan yang layak itu butuh pendidikan minimal S1? Atau bila kalian belum mampu kami akan memaklumi asalkan program ini berjalan dengan semestinya karena pada kenyataannya program ini tetap berjalan mahal. Pernah kah anda melihat anak-anak berusia 7-16 tahun sedang mengais rezeki di jalanan? Oh bukan pernah tapi sering mungkin ya.. Mengapa mereka sampai begitu? Coba di evaluasi lagi, Pak! Mungkin ada beberapa kesalahan.
Program Bantuan Operasional Sekolah.. ini program yang sebenarnya sangat bagus dan sangat mendukung operasional sekolah untuk menjalani programnya tetapi apakah dana itu benar-benar sampai kepada pihak sekolah untuk membiayai kegiatan-kegiatan sekolah? Atau ada tikus yang menggerogoti dana itu? Ya hanya Tuhan yang Maha Mengetahui.. tetapi disamping itu semua kualitas sekolah yang menggunakan dana BOS dalam pelaksanaannya ternyata memiliki standar kualitas dibawah sekolah-sekolah yang bertaraf nasional ke atas. Lalu dunia kerja akan lebih menerima yang mana? Coba di evaluasi lagi, Pak! Mungkin ada beberapa kesalahan.
Mungkin banyak yang berpendapat bahwa pendidikan tidak harus berada di bangku sekolah. Tetapi seberapa yakin anda berpendapat seperti itu? Mungkin dulu pendapat seperti ini masih dapat diterima oleh logika tetapi pada zaman sekarang apa pendapat ini masih dapat diterima? Saya rasa sangat sulit..
Dunia sekarang dikuasai oleh teknologi dan di-setting oleh media. Hantaman media dimulai dari kita bangun tidur sampai saat tidur lagi. Teknologi mempermudah media dalam memberikan informasi baik yang penting maupun yang hanya berupa berita kacangan. Bagaimana bisa pemikiran manusia sekarang menjadi begitu instan dalam memandang suatu proses? Mengapa sekarang daya juang manusia terhadap hidupnya sendiri pun mengalami degradasi yang cukup ekstrem?
Pengaruh media memang hebat.. Jadi jangan salahkan terpaan media sekarang mampu menembus pola pikir kebanyakan masyarakat yang tidak mendapatkan pendidikan dengan layak karena mereka tidak memiliki landasan berpikir serta pola pikir yang ajeg sehingga membuat pendirian mereka kuat dan tahan terhadap terpaan. Jadi, jangan heran kalau hidup sekarang penuh dengan energi negatif dan kepesimisan. Banyak faktor yang mempengaruhi tetapi pendidikan lah yang seharusnya dapat menjadi penyeimbang itu semua walaupun itu hanya harapan untuk sekarang tetapi mungkin suatu saat bisa.. pendidikan yang layak dan merata!

kembali..

haloooooo!!!
saya kembali setelah beberapa lama hilang dari 'dunia' ini
selamat membaca! :)