Sunday, June 24, 2012

Senandung Kehilangan

Selepas senja menutup dirinya kami jadi terbiasa bertemu
Pertemuan menjadi rutinitas
Kami mulai menerima meski (tetap) belum memahami makna dibalik ini
Cerita tersajikan dengan renyah setiap hari
Tanpa bumbu paksaan rasanya selalu enak
Dimulai dengan tawa
Berjalan dengan rasa
Ditutup dengan renungan
Siklus yang sama setiap harinya
Tapi tidak pernah terasa membosankan
Tawa baru selalu hadir
Rasa yang berbeda selalu menghiasi sesuai waktunya
Renungan sebagai refleksi diri semakin mengukuhkan kami
Namun hari ini berbeda..
Kabut rupanya sedang menemani kami
Belum lama kami bisa menerima keadaan ini tapi Tuhan mengambil sebagian
Sebagian hati kami
Mengapa Tuhan? Aku semakin tak mengerti..

No comments:

Post a Comment