Kita berjalan sendiri-sendiri
Melewati jalan yang kita anggap benar dengan yakin
Terkadang kita pun tak malu untuk saling mengobrol di persimpangan
Tapi itu dulu..
Perlahan kita sekarang sering menoleh saat berjalan
Awalnya kita hanya menoleh sekilas
Tapi akhirnya kita bertatapan muka
Aku tersentak..
Tatapan itu terasa berbeda
Tak seperti tatapan hangat yang aku temui di persimpangan, dulu..
Bukannya dingin
Tapi...
Tatapan itu menjadi tajam dan menusuk
Aku tak mengerti apa maksudnya
Aku pun tak mengerti apa salahku
Beribu tanya kamu lontarkan kepadaku
Tapi tak satu pun pertanyaan kamu berikan kepadaku dengan tanya
Aku bingung..
Ya memang ini yang kamu inginkan
Sampai semuanya akan terlihat di ujung jalan ini, pada waktunya nanti
Friday, July 6, 2012
Wednesday, July 4, 2012
Peraduan
Senja berlabuh
Rona merah mulai menyapa
Peraduan itu terlihat menggairahkan
Aku disini berdiri cemas
Menunggu..
Bukan menunggumu
Aku menunggu pengganti matahari dikala gelap
Harusnya ia menunjukan keindahannnya padaku sekarang
Dan..
Ia muncul sesuai dengan janjinya
Indah melebihi dari yang aku bayangkan
Janjinya beberapa waktu lalu padaku
Tak hanya padaku
Juga pada orang yang dulu disampingku
Kami yang telat menyaksikan kehadirannya saat itu
Kini aku kembali untuk menagih janji
Tapi kini aku hanya sendiri..
Tak apalah yang penting aku bisa menikmati bulan malam ini
Bulat.
Terang.
Indah.
Hangat.
Menyenangkan.
Setidaknya rasa itu memenuhi hatiku saat memandang karya Tuhan yang terbentang dihadapanku sekarang, tanpa kamu.
Rona merah mulai menyapa
Peraduan itu terlihat menggairahkan
Aku disini berdiri cemas
Menunggu..
Bukan menunggumu
Aku menunggu pengganti matahari dikala gelap
Harusnya ia menunjukan keindahannnya padaku sekarang
Dan..
Ia muncul sesuai dengan janjinya
Indah melebihi dari yang aku bayangkan
Janjinya beberapa waktu lalu padaku
Tak hanya padaku
Juga pada orang yang dulu disampingku
Kami yang telat menyaksikan kehadirannya saat itu
Kini aku kembali untuk menagih janji
Tapi kini aku hanya sendiri..
Tak apalah yang penting aku bisa menikmati bulan malam ini
Bulat.
Terang.
Indah.
Hangat.
Menyenangkan.
Setidaknya rasa itu memenuhi hatiku saat memandang karya Tuhan yang terbentang dihadapanku sekarang, tanpa kamu.
Subscribe to:
Posts (Atom)