Sunday, March 20, 2011

Saat Semua Berubah

Melihat anak-anak itu bernyanyi sambil bermain dengan riang membuatku dapat tersenyum manis
Terus menerus aku perhatikan dengan seksama nyanyian yang disenandungkan kumpulan anak itu
Ada segaris kegetiran yang menggores hati dan pikiranku
Mereka dengan riangnya melantunkan lagu cinta melulu
Bermodal rasa penasaran aku pun mendekati dan bertanya pada mereka tentang lagu sirih kuning
Senyuman getir yang hanya dapat kuberikan ketika mendengar jawaban dari bibir mungil itu
Bagaimana mereka bisa tidak mengetahuinya?
Aku berusaha membongkar memoriku dan aku ingat lagu itu terus berdengung disekitarku sejak aku duduk di sekolah dasar
Ada apa dengan mereka?
Mengapa mereka tak mengetahuinya?
Satu lagi pelajaran yang aku dapat hari ini
Zaman telah menggerus peradaban bahkan sampai ke dalam pemikiran malaikat kecil seperti mereka
Budaya yang sedari dulu menjadi kebanggaan bangsa kini terdistorsi oleh gulungan rasa apatis terhadap negeri sendiri
Haruskah pemikiran murni para gadis lugu itu terdistraksi oleh abstraksi keadaan sekarang?
Haruskah jiwa mereka yang segar terinterferensi oleh kompleksitas zaman yang sedang terjadi pada abad ini?
Banyak pertanyaan berlalu-lalang dan hinggap disetiap bagian rongga otakku
Bukan bertanya siapa yang salah tetapi bagaimana cara mengubahnya
Mengubah keadaan sehingga berjalan sebagaimana seharusnya yang terjadi dengan alami
Membiarkan anak-anak kecil itu menghirup udara keceriaan mereka tanpa polusi kemunafikan yang mengotorinya
Melihat para gadis remaja tumbuh dengan dikelilingi cinta dan bisa merasakan cinta itu tulus tanpa syarat
Melewati hidup di negeri yang kaya raya ini sesuai dengan yang seharusnya menjadi bangsa yang kaya
Ku harap itu bukan hanya sekedar angan-angan belaka tapi aku yakin kalau itu adalah MIMPI

-qonita sukma hutami-

No comments:

Post a Comment