Ketika melihat orang-orang itu meminta belas kasihan kepadaku, aku bingung harus berbuat apa
Mungkin aku termasuk ke dalam daftar anak yang tergerus oleh zaman
Bagaimana tidak, aku selalu mendapatkan seluruh informasi dari media mana pun, kapan pun dan dimana pun
Zaman telah mengungkungku di dalam semua sudut elevasinya
Tak ada ruang celah bagiku untuk melihat zaman secara nyata melalui pengalamanku sendiri
Aku takut untuk berbuat apa pun yang aku inginkan karena sekali lagi zaman telah merebut seluruh pemikiran logis dalam benakku
Aku seorang gadis yang sedang tumbuh menjadi wanita dewasa namun belum bisa membedakan antara dunia nyata dan dunia semu yang nyata
Sepertinya kata fiktif dan real sudah tidak mampu lagi untuk dibedakan
Dunia penuh dengan dramaturgi kehidupan
Politisasi dalam setiap sendi kehidupan bukanlah menjadi hal yang tabu
Melihat segala kecurangan demi mencari sesuap nasi selalu menjadi santapan hangat setiap hari dalam pemberitaan di layar televisi
Menonton adegan ‘berkelahi’ di atas ranjang pun bukan masalah yang rumit untuk di akses
Dan yang paling membuatku bingung adalah manusia yang membunuh sesamanya pun bahkan masih harus menjadi teman santap siang setiap harinya
Aku ingin tumbuh dengan sewajarnya
Tidak dengan paksaan
Bukan melalui pemikiran kotor yang mendoktrinisasi pikiranku
Mengerti akan indahnya berbagi bukan melalui settingan palsu di acara reality show
Aku ingin mengerti dari hati
Belajar mengenal cinta bukan karena mengikuti sinetron picisan tiada akhir di stasiun televisi setiap lepas maghrib
Aku ingin belajar mencintai menggunakan hatiku
Melihat suatu harapan dalam kehidupan bukan karena termakan oleh kebaikan dengan pamrih para baginda program televisi itu
Aku ingin melihat harapan itu karena percaya bahwa itu nyata dengan segenap hatiku
Aku bingung dengan pemikiran para orang dewasa yang katanya hebat itu
Mereka pintar namun tak peka dengan lingkungannya
Mereka kaya namun tetap saja terbuai oleh harta
Mereka gagah namun tak mampu berperang (dengan nafsunya sendiri)
Mereka mempunyai segalanya namun kehilangan hati mereka
Sedangkan aku....
Aku tidak mempunyai apa yang mereka punya
Aku hanya gadis dengan nilai rata-rata di sekolah tapi aku punya banyak teman
Aku tidak mempunyai harta sebanyak mereka tapi aku bersyukur sudah bisa sekolah dan makan setiap hari
Aku tidak cantik maupun berparas rupawan tapi aku selalu tersenyum dalam menjalani hidup
Aku tidak mempunyai apa yang mereka punya tapi aku masih punya hati yang bersih
Walaupun zaman menenggelamkan waktu-waktu bagiku untuk melihat kehidupan lebih nyata
Aku tahu kalau aku melakukan semua hal tulus, Tuhan pasti akan memperlihatkan keagunganNya
Aku tidak peduli walau kata media pengemis itu berbohong, aku akan tetap membantunya
Aku tidak peduli walau kata media pekerja seks itu hina, aku akan tetap berteman dengannya
Aku tidak peduli walau kata media berharap itu hanya kamuflase kehidupan, aku akan tetap percaya pada kekuatan sebuah harapan
Aku tidak peduli walau kata media cinta itu hanya ada di negeri dongeng, aku akan tetap belajar mencintai seluruh yang ada di hidupku dengan hati
Dan dengan cinta aku menemukan pembuktian bahwa masih ada kehidupan nyata di dunia ini
Terima kasih atas segalanya, cinta...
Created by: qonita sukma hutami
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment