Membaca headline Kompas (21/02/11) sungguh membuat saya prihatin akan keadaan masyarakat menengah ke bawah yang hidup di negeri ini. Dengan judul headline “Harga Obat Ancam Kesehatan” sudah dapat dipastikan apa isi dari berita itu. Seperti yang kita semua tahu bahwa keadaan kesehatan bangsa ini bukanlah keadaan yang baik bila dibandingkan dengan tingkat kesehatan bangsa lain. Keadaan kumuh dimana-mana sudah menjadi suatu pembuktian bagaimana negeri ini kurang mengindahkan kebersihan.
Keadaan kebersihan yang sangat memprihatinkan itu lah yang membuat kondisi kesehatan masyarakat Indonesia khususnya bagi mereka yang keadaan ekonominya berada di bawah kelas menengah dapat dengan mudahya terinfeksi beerbagai jenis macam penyakit. Mulai dari penyakit yang tergolong ringan sampai penyakit menahun yang bisa dikatakan penyakit keras. Dan tak bisa dipungkiri juga bila itu adalah salah satu faktor tingginya tingkat kematian di Indonesia.
Kisah pilu ditengah-tengah masalah politik yang tiada akhir di negeri ini. Bukan hanya sekedar naiknya harga obat saja tetapi dampak yang dihasilkan ini sangat membuat saya mengelus dada. Membaca kisah yang terdapat pada headline itu membuat saya makin sadar bahwa kesehatan itu sangat mahal sekaligus merasa ‘tertampar’ karena tindakan pemerintah kali ini sudah benar benar diluar logika saya.
Saya masih bisa terima bila mereka ‘bertarung’ untuk meduduki kursi kekuasaan yang mereka agung-agungkan tetapi tidak untuk masalah ini. Hidup orang lain pun masih saja mereka atur seenaknya dengan kebijakan kebijakan yang katanya bijak itu. Bahkan program jaminan kesehatan bagi masyarakat miskin yang mereka gembar-gembor kan pun nyatanya tidak berjalan sesuai dengan kampanye yang mereka lakukan. Dan yang lebih menyakitkan adalah ada keluarga miskin yang ditolak ketika mengajukan jaminan itu.
Orang-orang yang pintar di bidang kesehatan atau kedokteran atau farmasi obat-obatan pun juga seperti tidak mau disalahkan. Pemerintah boleh salah namun bila rumah sakit melayani seluruh pasiennya dengan hati pasti kejadian pasien yang terlantar tidak mendapatkan perawatan medis yang layak tidak akan terjadi. Masyarakat hanya dijadikan kambing hitam oleh para petinggi itu. Dilempar kesana kemari tanpa suatu kepastian yang jelas. Pemerintah berkata telah melakukan kewajibannya dengan memberikan jaminan kesehatan bagi masyarakat khususnya bagi kelas menengah kebawah walaupun pada kenyataannya tidak berjalan seperti apa yang diharapkan. Pihak rumah sakit berkata telah menangani seluruh pasien dengan baik tanpa membedakan si miskin dan si kaya walaupun pada kenyataannya ketika di daftar tunggu pemegang kartu JamKesMas berada di daftar bawah sedangkan orang bermobil mewah itu sangat diprioritaskan. Lalu bagaimana kabar masyarakat miskin di Indonesia? Dengarkan suara mereka! Dan mereka hanya berbisik “kami ingin sembuh, apa yang membedakan kami dengan mereka? apa kemiskinan merenggut hak kami untuk sembuh?”. Pertanyaan besarnya adalah siapa yang akan menjawab pertanyaan mereka secara nyata?
-qonita sukma hutami-
Monday, February 21, 2011
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment